“The fastest way to change yourself is to hang out with people who are already the way you want to be.” Reid Hoffman, LinkedIn co-founder
Salah satu pendekatan paling ampuh untuk membentuk mental kreator/wirausaha di kalangan anak/remaja adalah dengan mempertemuakan mereka dengan para kreator yang sesungguhnya.
Untuk itu dalam sesi “Meet the Creator”, beberapa waktu lalu siswa-siswi Creator School mengunjungi workshop Didi Diarsa Adiana, kreator sepeda kayu listrik “KAYUH” di kawasan Depok. Sepeda inovatif berbahan dasar kayu karet ini diciptakan oleh Mas Didi karena ia memiliki keinginan mulia untuk membantu mengurangi kemacetan, mengurangi polusi, sekaligus menyehatkan tubuh pengguna sepedanya.
Membentuk jiwa kreator dengan bertemu dan berdiskusi langsung dengan role model-nya, memiliki beberapa keunggulan:
#1 Inspirasi
Kegiatan kunjungan ke markas para kreator seperti Mas Didi ini bisa memberikan inspirasi bagi para siswa mengenai pengalaman berwirausaha yang dialami si kreator. Dari sharing pengalaman yang disampaikan si kreator, para siswa secara langsung belajar bagaimana proses penciptaan terjadi: mulai dari cara mendapatkan bahan baku, cara pembuatan, cara mengembangkan produk, sampai bagaimana cara memasarkannya. Inspirasi seperti ini akan menjadi bekal bagi para siswa saat akan mendirikan bisnis mereka masing-masing.
#2 “Menular”
Setelah mendengar sharing pengalaman dan berkeliling workshop, para siswa menjadi semakin bersemangat untuk memulai usahanya sendiri. Semangat wirausaha yang dimiliki Mas Didi jadi “tertular” dan tertanam ke dalam sanubari para siswa yang hadir di sana. Semua yang mereka lihat, rasakan, dan dengar selama di workshop tersebut akan terus teringat sampai kapanpun. Kreatifitas dan cara berpikir bisnis dari para kreator ini pun akan ikut “tertular” di benak para siswa. Ilmu dan pengalaman yang mereka dengar dari Mas Didi akan semakin menumbuhkan gejolak semangat berwirausaha mereka di masa depan.
#3 Feel It!!!
Kalau di kelas kita hanya mendengar dan membaca teori-teori pelajaran yang disampaikan para guru. Namun, kalau ada kesempatan berkunjung dan berinteraksi langsung dengan sang kreator, maka akan lebih terasa serunya proses mencipta. Mereka langsung merasakan sibuknya orang-orang yang bekerja di workshop. Mereka dapat melihat dan menyentuh, bahkan mencoba menggunakan produk-produk yang sedang diproses. Kalau di kelas para siswa hanya thinking, maka di workshop mereka akan thinking, feeling, dan experiencing.